JAKARTA, Kompas.com - Gelaran Superseries yang
diselenggarakan oleh BWF (Badminton World Federation) telah mendulang
sukses. Siklus ketiga mendatang diperkirakan akan melampaui keberhasilan
gelaran sebelumnya.
BWF telah mengadakan diskusi dengan
penyelenggara turnamen level superseries untuk periode 2014-2017 pada
hari Senin (21/1/2013) lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Deputi Presiden
BWF, Paisan Rangsikitpho mencatat kemajuan yang signifikan dan konsisten
di sejumlah area seperti media dan pendapatan sponsorship serta
penyiaran – baik dalam hal distribusi televisi maupun jumlah penonton
pada saluran online BWF (http://badmintonworld.tv).
Dia sangat
optimistis dengan 12 gelaran superseries selanjutnya yang akan dimulai
tahun depan. BWF juga mengucapkan selamat kepada Australia serta
Konfederasi Bulu Tangkis Oseania yang akan menjadi tuan rumah baru bagi
turnamen superseries, yang mana ini merupakan event superseries pertama
yang akan dilangsungkan di luar Asia dan Eropa.
"Kami terus
berkembang. Semakin banyak yang tertarik dengan bulu tangkis sebagai
tontonan olahraga dan kami telah melihat nilai komersil yang sejalan
dengan hal ini. Ketatnya bidding untuk penyelenggaraan empat
tahun siklus superseries menunjukkan betapa tingginya nilai kejuaraan
ini. Australia sangat berkeinginan untuk menjadi bagian dari gelaran ini
dan kami menyambutnya dengan baik. Selain itu, Malaysia juga telah naik
kelas ke level Superseries Premier. Semua ini membuktikan betapa
besarnya ambisi untuk menjadi bagian dari turnamen terbaik di sirkuit
ini," jelas Paisan.
"Bulu tangkis kini telah disiarkan di
televisi lebih di 160 negara dengan penayangan lebih dari 5.000 jam. Ini
juga termasuk siaran langsung gelaran superseries selama lebih dari
2.000 jam di tahun 2011 dan 2012," tambahnya.
Selain itu, saluran online
BWF yang dimulai pada Agustus 2011, telah menarik 22 juta penonton yang
tercatat telah menonton hampir 70 juta menit siaran bulu tangkis.
"Siaran langsung dari saluran di Youtube ini telah mengangkat bulu tangkis ke mata dunia dan membuat bulu tangkis semakin mudah diakses oleh penggemar," ungkapnya.
Sekretaris
Jenderal BWF, Thomas Lund, mengonfirmasi bahwa BWF telah mendapat
financial rewards dari penyelenggaraan superseries (yang disponsori oleh
OSIM) sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Dia juga
menggarisbawahi soal peningkatan konsisten pada prize money yang menjadi
indikator positif bahwa gelaran bergengsi ini akan berkembang dan terus
berlanjut pada siklus selanjutnya.
Lima kejuaraan Superseries
Premier di China, Denmark, Inggris, Malaysia dan Indonesia menjanjikan
turnamen yang lebih menguntungkan, masing-masing dengan minimum prize
money senilai 500.000 dollar AS (2014-2015); 550.000 dollar AS (2016)
dan 600.000 dollar AS (2017). Ini merupakan peningkatan signifkan dari
nilai 350.000 dollar AS untuk 2011 dan 2012 serta 400.000 dollar AS
untuk tahun ini.
Sementara itu kejuaraan level Superseries yang
akan berlangsung di Australia, Perancis, Hongkong, India, Jepang, Korea
dan Singapura, prize money akan dimulai dari 250.000 dollar AS di tahun
2014 dan akan meningkat sebagai berikut: 275.000 dollar AS (2015);
300.000 dolar AS (2016), 325.000 dollar AS (2017).
"Tahun depan,
total prize money di Superseries akan mencapai nilai tertingi dibanding
sebelumnya. Termasuk final Superseries yang akan menawarkan hadiah
sedikitnya 6,3 juta dollar AS," ungkap Lund.
Sementara itu,
Indonesia sebagai salah satu penyelenggara turnamen Superseries Premier
sejak tahun 2011, kembali dipercaya untuk menjadi tuan rumah di gelaran
siklus selanjutnya tahun 2014 – 2017.
"Turnamen Indonesia
Superseries Premier dianggap sebagai salah satu turnamen dengan
penyelenggaraan terbaik. Kami diminta untuk mempresentasikan kepada
negara-negara peserta lainnya soal bagaimana menyelenggarakan turnamen
yang berkualitas. Ini adalah sebuah kehormatan untuk Indonesia," ujar
Bambang Roedyanto, Kasubid Hubungan Internasional PB PBSI.
Tahun
lalu, BWF menyatakan bahwa penyelenggaraan Djarum Indonesia Open
Superseries Premier 2012 menjadi salah satu turnamen terbaik di dunia.
Hal ini dinilai dari kualitas penyelenggaraan, jumlah penonton,
penayangan televisi, total prize money, dan hal lainnya. Pada
penyelenggaraan turnamen Superseries selanjutnya, BWF akan menetapkan
standar tertentu untuk meningkatkan kualitas turnamen ini.
BWF Tingkatkan Kualitas Turnamen Superseries 2014-2017
Written By bulutangkis RI on Senin, 11 Februari 2013 | 4:49 PM
Label:
national,
news,
tournaments
Posting Komentar