REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak adanya stasiun televisi nasional yang
menyiarkan langsung Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 di Guangzhou, Cina,
juga membuat prihatin Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. Mantan
pakar telematika itu mengimbau stasiun-stasiun televisi menyiarkan
pertandingan-pertandingan bulutangkis untuk ke depannya.
"Saya berharap dari media, untuk bisa menyiarkan langsung bulu tangkis agar bisa ditonton seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga makin banyak doa, makin berprestasi," ujar Roy.
Pada Kejuaraan Dunia 2013, Indonesia berhasil memboyong dua gelar juara dari ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Pasangan peringkat dua dunia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih juara setelah mengalahkan pasangan China Xu Chen-Ma Jin 21-13, 16-21, 22-20. Sedangkan satu gelar lagi diraih dari sektor ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang berhasil menundukkan unggulan ketiga asal Denmark Mathias Boe-Carsten Mogensen 21-13, 23-21.
Sayangnya, di tengah prestasi yang diraih para atlet bulutangkis Indonesia tersebut, tidak ada satu pun stasiun televisi nasional yang menayangkan salah satu turnamen bulutangkis paling bergengsi itu. Berbagai komentar di berbagai jejaring sosial pun bermunculan, di antaranya menghujat para pemilik stasiun televisi tersebut tidak nasionalis.
"Saya berharap dari media, untuk bisa menyiarkan langsung bulu tangkis agar bisa ditonton seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga makin banyak doa, makin berprestasi," ujar Roy.
Pada Kejuaraan Dunia 2013, Indonesia berhasil memboyong dua gelar juara dari ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Pasangan peringkat dua dunia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih juara setelah mengalahkan pasangan China Xu Chen-Ma Jin 21-13, 16-21, 22-20. Sedangkan satu gelar lagi diraih dari sektor ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang berhasil menundukkan unggulan ketiga asal Denmark Mathias Boe-Carsten Mogensen 21-13, 23-21.
Sayangnya, di tengah prestasi yang diraih para atlet bulutangkis Indonesia tersebut, tidak ada satu pun stasiun televisi nasional yang menayangkan salah satu turnamen bulutangkis paling bergengsi itu. Berbagai komentar di berbagai jejaring sosial pun bermunculan, di antaranya menghujat para pemilik stasiun televisi tersebut tidak nasionalis.
+ komentar + 2 komentar
Setuju banget...
selain sepakbola, bulutangkis termasuk csabang olah raga yang merakyat.... udah gitu,dibanding bola, bulutangkis juga yang sering mengharumkan nama bangsa....
Pak itu komentar saya di blog resmi menpora, terima kasih sudah ditanggapi salam olah raga lisaelfira@yahoo.co.id
Memajukan dan membesarkan bangsa itu dimulai dr dukungan rakyatnya Pak
Kalau bisa jangan hanya menghimbau saja Pak, apa kita kurang sponsor? Hak siar yg Mahal? Mohon dicari jalan keluarnya...kami ingin seperti zaman pak harto pak, setiap pertandingan apapun yg menyangkut negaranya selalu ada ditv malahan seheboh nonton bareng kayak siaran bola
Walaupun waktu itu hanya 4 stasiun tv yg ada.
Posting Komentar